Suatu ketika luqman berjalan dengan anaknya dengan
membawa seekor unta. Luqman menaiki sang unta. Ketika melewati sebuah kampung warga disana berbisik dan
mengatakan betapa teganya orang tua itu menyuruh anaknya berjalan sementara dia
duduk santai di atas unta. Lalu Luqman bertukar
tempat dengan anaknya,si anak ganti naik di atas unta dan luqman
berjalan.Ketika melewati kampung lagi-lagi mereka di cela orang. Katanya
benar-benar anak kurang ajar, orang tua
berjalan sementara orang tua berjalan. Maka kemudian Luqman dan anaknya
berjalan bersama-sama menaiki unta. Ketika melewati kampung lagi-lagi mereka di
cela warga karena tega menaiki unta bersama sama sementara sang unta berjalan
dengan tertatih-tatih karena keberatan beban. Akhirnya Luqman dan Anaknya sama
sama turun dari unta dan berjalan dengan menuntun sang unta. Lagi-lagi warga
mencela mereka ketika melewati perkampungan katanya betapa bodoh ayah beranak
itu karena berjalan sementara kendaraan di biarkan tanpa penumpang. Lalu Luqman
pun berkata kepada anaknya. Lihatlah anakku jika kita tidak mempunyai pendirian
kita akan bingung untuk mengambil sikap karena setiap orang mempunyai pendapat
yang berbeda tentang suatu perkara. Maka kokohlah dengan pendapat kita kalau
itu yang terbaik menurut kita.
Dalam kehidupan dewasa ini kita sering sekali
menghadapi keadaan dimana kita mendengar begitu banyak pendapat untuk suatu perkara
. Media yang begitu banyak sekarang ini membuat masalah menjadi semakin rumit.
TV One, Metro TV, dan banyak lagi media cetak atau media online. Maka semakin
bingunglah kita menghadapi serangan bertubi tubi informasi menurut berbagai
pandangan atau versi. Dalam kondisi demikian ini lah sangat terasa betapa
meneduhkan apa yang telah di nasehatkan oleh Luqman berabad yang lalu. Tidak
usah dengar apa kata orang, kokohlah dengan pendapat yang kita anggap benar,
cukup. Dan haruslah di ingat bahwa kebenaran yang di maksud adalah kebenaran
menurut petunjuk agama kita. Ada pun kebenaran menurut rasio manusia adalah
kebenaran yang nisbi dan tidak fix karena pikiran manusia berkembang seiring
waktu dan perasaan. Maka keteguhan dalam berpegang terhadap prinsip agama
itulah yang akan membuat hati menjadi tenang sekali pun di terjang oleh badai
informasi yang dahsyat.