Penjelasan ZetaTalk 23 Okt. 2010: "Akankah Krakatau meletus, memberi peringatan bahwa bengkoknya lidah yang menahan Indonesia akan segera dimulai? Mengejutkan, gunung-gunung berapi yang sedang resah di Indonesia tak akan meningkatkan letusannya jauh di luar yang sekarang ini, selama anjloknya ketinggian Indonesia. Alasannya adalah karena tekanan dari pergerakan lempeng menuju ke tempat-tempat lain ke arah yang berlainan.
Gunung berapi meletus karena magmanya terdorong ke kantong-kantong dekat permukaannya tanpa sempat mengalir ke aliran magma yang biasanya ada di bawah lempeng-lempeng.
Jadi bukannya memampatkan lidah yang menahan Indonesia, anjloknya lidah ini membuat lidah itu sendiri mengembang, menyebar ke bawah kurva Lempeng Indo-Australia. Saat ini, kantong-kantong magma di bawah tepian lidah terus memampat, sehingga terjadi peningkatan aktifitas yang terlihat pada gunung-gunung berapi di Indonesia sekarang-sekarang ini."Menurut para vulkanolog Indonesia, jumlah gunung berapi yang aktif di Indonesia luar biasa tingginya. Mereka bahkan berspekulasi bahwa "restrukturisasi lempeng" tengah berjalan.
Pergerakan-pergerakan lempeng Tahap 7 terus mendorong Jawa ke bawah lengkungan Lempeng Indo-Australia, sementara Jawa memiliki barisan gunung-gunung api yang aktif--wilayah paling aktif di seluruh dunia.
Penurunan ketinggian Lempeng Sunda selama Tahap 7 menuju Pergeseran Kutub, yang telah diprediksi oleh ZetaTalk, terjadi akibat gencetan/tekanan dari seluruh lempeng-lempeng yang berbatasan langsung dengannya:Lempeng Indo-Australia, Lempeng Filipina, Lempeng Birma, dan Lempeng Pasifik. Lempeng Birma, yang merupakan bagian dari Lempeng Eurasia. Sedangkan Lempeng Indo-Australia terdiri dari Lempeng India dan Lempeng Australia.
Pengamblesan Lempeng Sunda kini mungkin sudah mencapai pengomplitan sebesar 93% (naik dari 70% dua tahun yang lalu), dengan wilayah-wilayah yang terendam air laut masih diberi alasan tanggul rusak atau hujan berlebihan.