Nibiru Penyebab Kehancuran Atlantis. Pakar gempa dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), DR. Danny Hilman, memaparkan bukti-bukti ilmiah bahwa Atlantis versi Plato dalam naskah Timaeus dan Critias sesungguhnya ada di Indonesia.
"Dalam naskah itu disebutkan bahwa Kings of Atlantis itu datang menyeberangi lautan Atlantik, menyeberangi Eropa dan Asia. Semua peradaban berhasil ditaklukannya termasuk Mesir, Yunani, berhasil semuanya kecuali Athena" ungkap Danny dalam paparannya ketika peluncuran bukunya yang berjudul "Plato Tidak Bohong, Atlantis Ada di Indonesia" di Gedung Krida Bhakti kompleks Sekretariat Negara, Jalan Veteran, Jakarta Pusat, Senin (20/5).
Selanjutnya, secara geografis Atlantis disebutkan Plato sebagai suatu daratan besar di seberang Atlantik.
"Atlantis terletak di wilayah tropis yang 11.600 tahun lalu bertemperatur sedang, indah, subur, banyak sumber air, kaya flora dan fauna, banyak hewan seperti gajah, lumba-lumba dan lain-lain serta kaya metal seperti tembaga dan emas," sambungnya.
Selanjutnya, masih dinukil dari naskah Pluto, Atlantis adalah suatu semenanjung yang banyak pulaunya, lalu di tengahnya ada dataran rendah yang merupakan tanah paling subur di dunia."Sangat indah, dikelilingi oleh pegunungan, rakyatnya itu soleh, patuh sama hukum, ada persatuan antar rakyat, meskipun lambat laun mereka jadi rakus sampai ingin mencaplok seluruh dunia," lanjut dia lagi.
Selanjutnya, kehancuran Atlantis disebabkan oleh hujan besar, gempa, dan ombak besar yang menenggelamkan seluruh peradaban tinggi itu."Dengan penemuan-penemuan yang dipaparkan dalam buku ini, maka sangat mungkin Atlantis berada di Indonesia," tandas Danny.
Kemungkinan besar, Pulau Atlantis ini mencakup Sundaland yaitu Sumatra, Jawa dan Kalimantan yang kemudian tsunami besar akhirnya memisahkan pulau-pulau terbesar di Indonesia itu. Plato menyatakan Menurut perhitungan versi Plato waktu tenggelamnya kerajaan Atlantis, kurang lebih 11.150 tahun yang silam, Atlantis hilang dalam masa satu hari satu malam
"Dalam naskah itu disebutkan bahwa Kings of Atlantis itu datang menyeberangi lautan Atlantik, menyeberangi Eropa dan Asia. Semua peradaban berhasil ditaklukannya termasuk Mesir, Yunani, berhasil semuanya kecuali Athena" ungkap Danny dalam paparannya ketika peluncuran bukunya yang berjudul "Plato Tidak Bohong, Atlantis Ada di Indonesia" di Gedung Krida Bhakti kompleks Sekretariat Negara, Jalan Veteran, Jakarta Pusat, Senin (20/5).
Selanjutnya, secara geografis Atlantis disebutkan Plato sebagai suatu daratan besar di seberang Atlantik.
"Atlantis terletak di wilayah tropis yang 11.600 tahun lalu bertemperatur sedang, indah, subur, banyak sumber air, kaya flora dan fauna, banyak hewan seperti gajah, lumba-lumba dan lain-lain serta kaya metal seperti tembaga dan emas," sambungnya.
Selanjutnya, masih dinukil dari naskah Pluto, Atlantis adalah suatu semenanjung yang banyak pulaunya, lalu di tengahnya ada dataran rendah yang merupakan tanah paling subur di dunia."Sangat indah, dikelilingi oleh pegunungan, rakyatnya itu soleh, patuh sama hukum, ada persatuan antar rakyat, meskipun lambat laun mereka jadi rakus sampai ingin mencaplok seluruh dunia," lanjut dia lagi.
Selanjutnya, kehancuran Atlantis disebabkan oleh hujan besar, gempa, dan ombak besar yang menenggelamkan seluruh peradaban tinggi itu."Dengan penemuan-penemuan yang dipaparkan dalam buku ini, maka sangat mungkin Atlantis berada di Indonesia," tandas Danny.
Kemungkinan besar, Pulau Atlantis ini mencakup Sundaland yaitu Sumatra, Jawa dan Kalimantan yang kemudian tsunami besar akhirnya memisahkan pulau-pulau terbesar di Indonesia itu. Plato menyatakan Menurut perhitungan versi Plato waktu tenggelamnya kerajaan Atlantis, kurang lebih 11.150 tahun yang silam, Atlantis hilang dalam masa satu hari satu malam
Menurut Ingatan Inggrid Bennette, orang yang merasa pada kehidupan sebelumnya tinggal di atlantis tentang saat kehancuran Atlantis, “Saya masih tetap ingat hari yang terpanjang, hari terakhir, detik terakhir, bumi kandas, gempa bumi, letusan gunung berapi, bencana kebakaran. Lempeng bumi saling bertabrakan dengan keras. Bumi sedang mengalami kehancuran, orang-orang di dalam atap lengkung bangunan kristal bersikap menyambut saat kedatangannya. Jiwa saya sangat tenang. Sebuah gedung berguncang keras. Saya ditarik seseorang ke atas tembok, kami saling berpelukan. Saya berharap bisa segera mati. Di langit asap tebal bergulung-gulung, saya melihat lahar bumi menyembur, kobaran api merah mewarnai langit. Ruang dalam rumah penuh dengan asap, kami sangat sesak. Lalu saya pingsan, selanjutnya, saya ingat roh saya terbang ke arah terang. Saya memandang ke bawah dan terlihat daratan sedang tenggelam. Air laut bergelora, menelan segalanya. Orang-orang lari ke segala penjuru, jika tidak ditelan air dahsyat pasti jatuh ke dalam kawah api. Saya mendengar dengan jelas suara jeritan. Bumi seperti sebuah cerek air raksasa yang mendidih, bagai seekor binatang buas yang kelaparan, menggigit dan menelan semua buruannya. Air laut telah menenggelamkan daratan.”
Yang lebih menghebohkan lagi adalah penelitian yang dilakukan oleh Aryso Santos, seorang ilmuwan asal Brazil. Santos menegaskan bahwa Atlantis itu adalah wilayah yang sekarang ini disebut Indonesia.
Dalam penelitiannya selama 30 tahun yang ditulis dalam sebuah buku “Atlantis, The Lost Continent Finally Found, The Definitifve Localization of Plato’s Lost Civilization” dia menampilkan 33 perbandingan, seperti luas wilayah, cuaca, kekayaan alam, gunung berapi, dan cara bertani, yang akhirnya menyimpulkan bahwa Atlantis itu adalah Indonesia. Sistem terasisasi sawah yang khas Indonesia, menurutnya, ialah bentuk yang diadopsi oleh Candi Borobudur, Piramida di Mesir, dan bangunan kuno Aztec di Meksiko.
Dalam penelitiannya selama 30 tahun yang ditulis dalam sebuah buku “Atlantis, The Lost Continent Finally Found, The Definitifve Localization of Plato’s Lost Civilization” dia menampilkan 33 perbandingan, seperti luas wilayah, cuaca, kekayaan alam, gunung berapi, dan cara bertani, yang akhirnya menyimpulkan bahwa Atlantis itu adalah Indonesia. Sistem terasisasi sawah yang khas Indonesia, menurutnya, ialah bentuk yang diadopsi oleh Candi Borobudur, Piramida di Mesir, dan bangunan kuno Aztec di Meksiko.
Santos menetapkan bahwa pada masa lalu Atlantis itu merupakan benua yang membentang dari bagian selatan India, Sri Lanka, Sumatra, Jawa, Kalimantan, terus ke arah timur dengan Indonesia (yang sekarang) sebagai pusatnya. Di wilayah itu terdapat puluhan gunung berapi yang aktif dan dikelilingi oleh samudera yang menyatu bernama Orientale, terdiri dari Samudera Hindia dan Samudera Pasifik.
Santos sependapat. Yakni pertama, bahwa lokasi benua yang tenggelam itu adalah Atlantis dan oleh Santos dipastikan sebagai wilayah Republik Indonesia. Kedua, jumlah atau panjangnya mata rantai gunung berapi di Indonesia. Di antaranya ialah Kerinci, Talang, Krakatoa, Malabar, Galunggung, Pangrango, Merapi, Merbabu, Semeru, Bromo, Agung, Rinjani. Sebagian dari gunung itu telah atau sedang aktif kembali.
Menyimak pemaparan banyak tokoh di atas kita jadi bertanya, benarkah Atlantis adalah negeri Indonesia pada masa lampau. Mestinya jika Atlantis benar berada Di Indonesia di lautan dalam di banyak wilayah Indonesia akan banyak di jumpai peninggalan purbakala peninggalan Kota yang berasal dari 11.600 tahun lalu. Lalu apakah yang menghancurkan Atlantis. Inggrid Bennette menyatakan bahwa Bencana terjadi setelah hari yang panjang, lebih panjang dari biasanya. Ciri kehancuran Atlantis mengingatkan penulis pada kejadian lewatnya Nibiru di jarak terdekat bumi, yang mana hal tersebut membuat pergeseran lempengan bumi melengkung, menimbulkan gempa bumi, pergeseran lempeng lempeng bumi selama puluhan tahun sampai akhirnya di puncaknya terjadi terang atau gelap selama beberapa hari tergantung belahan bumi mana. Waktu 11.600 tahun lalu adalah memang bertepatan dengan siklus Nibiru yang dalam catatan mesir kuno telah membuat matahari terbit dari tempat tenggelamnya selama 2 kali, karena memang siklus nibiru yakni setiap 3600 tahun sekali.
Tidak di sangsikan lagi Nibiru saat ini sejak 2003 telah memasuki kembali siklus terdekatnya dengan bumi, saat ini bumi telah mencapai tahap 8 dari 10 tahap menuju pembalikan orbit bumi.Pada puncaknya Indonesia akan menghadapi kegelapan selama 3 hari, tanpa hari siang. Bila tanda tersebut terjadi itulah tanda akhir bagi akan terbitnya matahari dari barat. Tinggalkan jauh jauh tepi pantai, pulau pulau kecil dan gunung berapi karena bencana yang menimpa Atlantis berupa letusan gunung berapi secara serempak, tsunami raksasa yang bahkan bisa jadi akan membelah pulau jawa menjadi dua seperti ramalan Jayabaya dan ronggowarsito dan memusnahkan separuh penduduknya. Pada saat puncak ini berdiamlah di luar rumah karena gempa bumi sangat dahsyat akan juga terjadi sebagai akibat tumbukan dan saing jepit lempengan lempengan bumi. Lalu bilakah terbitnya matahari dari barat kali ini akan terjadi? Menyimak perkembangan akhir akhir ini termasuk perkembangan Timur Tengah, kita tampaknya benar benar tersambung dengan fenomena dekatnya waktu kiamat, yakni akan segera munculnya Imam Mahdi, yang bila dia muncul maka maksimal 9 tahun kemudian akan muncul Dajjal dan 1 tahun kemudian di susul kehadiran Nabi Isa. Maka nampaknya Terbitnya Matahari dari barat kali ini akan terjadi pasca kehadiran Nabi Isa karena di sebutkan tidak berguna Iman bila matahari telah terbit dari barat. Pada hal pada saat itu Nabi Isa telah ada, maka jika ada Nabi Isa orang masih belum beriman, pastilah memang sudah tidak ada lagi orang yang akan beriman setelahnya.Maka terjadilah pembalikan orbit bumi, terbitnya matahari dari barat, yang akan memusnahkan milyaran manusia, dan berarti pula hanya 120 tahun sisa usia dunia sebelum Kiamat Qubro.
Benar atau tidaknya Atlantis di Indonesia dan sebab kehancurannyanya adalah Nibiru Wallahu a'lam. Namun melihat berbagai bencana yang biasa melingkupi Indonesia akhir akhir ini, tak ada salahnya kita waspada dan peka terhadap segenap perubahan alam yang terjadi. Sikap demikian lebih selamat dari pada terus menyatakan semua adalah hoax saja.