Ayat paling menakutkan buatku di dalam Al Quran(bukan berarti yang lain tidak), sebagaimana kutulis di awal dari blog ku ini, bahwa tidak ada amal manusia yang tidak di hisab, semua telah ada catatannya sejak manusia balig sampai kelak di akhir hayat, bahkan sampai sebesar dzarrah sekali pun. Dzarrah adalah unsur yang jauh lebih kecil lagi dari pada atom.
Maka segala perbuatan dari mulai sesuatu yang baru terbersit di hati dan pikiran, sampai perbuatan panca indera oleh tangan kaki, mulut, telinga, mata , semua akan di catat. Perlu di ingat bahwa apa pun perbuatan itu tidak akan serta merta hilang oleh waktu. Maka jika misalnya seseorang dalam hidupnya pernah berzinah, dan lalu kemudian dia putus dengan siapa pun itu, maka catatan akan perbuatannya itu akan terus terbawa sampai kelak di pengadilan yaumil akhir. Berbeda dengan perbuatan yang telah jatuh hukum syariahnya(bukan hukum manusia) di dunia, maka mudah mudahan hal itu akan membebaskan dia dari penghisaban di akhirat. Maka jika seseorang itu berzinah, dan lalu di kenai hukum razam, di lempari batu sampai mati atau di cambuk dengan rotan selama 80 kali, maka hal itu jika dia menyadari adalah jauh lebih ringan ketimbang dia di azab di neraka misalnya dengan tusukan tombak di daerah kemaluan yang akan terus dilakukan berulang ulang entah sampai kapan, padahal waktu sehari di akhirat sama dengan 1000 tahun dunia. Begitu pun dengan potong tangan bagi pencuri yang mencuri sekian puluh atau ratus juta(korupsi), maka sesungguhnya hukum itu jauh lebih ringan di banding dia harus di potong tangan secara berulang kelak di akhirat. Dan harus di sadari bahwa hukum hukum itu memang sengaja di lakukan di depan khalayak dengan sasaran perbuatan yang sama tidak akan di lakukan lagi oleh yang lain.Dan rasanya semua agama mempunyai hukum hukum tersebut.
Maka menjaga segenap panca indera dengan penuh kehati hatian dan ketaatan adalah keharusan, jika seseorang masih punya takut dengan adzab-NYA. Jika tidak takut maka lakukan saja sebanyak mungkin kemaksiatan sesuai kemampuan kelak dalam menerima adzab, dan kalau pikiran kita masih waras pasti kita akan memilih menjaga dan berhati hati dalam mengarungi hidup di dunia.